Minggu, 10 Agustus 2025

Jangan Lihat ke Cermin

 

Aku selalu tidur dengan pintu kamar terbuka sedikit. Bukan karena takut gelap, tapi karena aku suka mendengar suara TV dari ruang tamu sebagai pengantar tidur.
Suatu malam, aku terbangun karena suara “klik” seperti saklar lampu yang dipencet. Anehnya, lampu kamarku mati. Aku masih mengantuk, jadi aku memutuskan untuk memeriksanya besok pagi saja.

Saat membalikkan badan untuk tidur lagi, mataku tertuju pada cermin besar di sudut ruangan—cermin yang aku letakkan di pojok karena jarang dipakai. Dari pantulan remang-remang, aku melihat sosok seperti diriku… tapi wajahnya tidak bergerak sama sekali, padahal aku sedang berkedip.

Aku menelan ludah dan memalingkan wajah, mencoba meyakinkan diri kalau itu cuma halusinasi setengah sadar. Tapi kemudian terdengar suara pelan dari arah cermin:
"Kenapa kamu membelakangiku?"

Suara itu persis suaraku, hanya saja terdengar lebih berat dan bergetar. Dengan jantung berdegup, aku memberanikan diri melirik lagi. Sosok di cermin kini berdiri lebih dekat, hampir menempel pada permukaan kaca, tersenyum lebar.

Aku langsung menutup mata rapat-rapat. Tak lama, aku mendengar langkah kaki pelan di lantai kamarku—tapi arah suaranya bukan dari cermin… melainkan dari belakangku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar