Aku tinggal di sebuah rumah kontrakan tua, dua lantai, di pinggiran kota. Pemiliknya bilang, rumah itu sudah lama kosong sebelum aku sewa. Meskipun begitu, harganya murah sekali, jadi aku tidak peduli dengan alasan kenapa rumah ini kosong bertahun-tahun.
Di hari keempat, saat tengah malam, aku terbangun karena suara… telepon rumah.
Yang aneh, aku tidak pernah punya telepon rumah.
Suara dering itu berasal dari lantai bawah, samar, seolah dari ruang tamu.
Awalnya kupikir itu suara dari tetangga atau dari TV yang lupa kumatikan. Tapi ketika aku turun untuk memastikan, semua lampu mati… dan TV tidak menyala.
Namun dering itu tetap terdengar — kini dari sudut ruangan, di mana ada lemari tua peninggalan pemilik sebelumnya.
Aku mendekat, dan dering berhenti.
Hening.
Ketika aku membuka lemari itu… di dalamnya ada telepon putar kuno, hitam, berlapis debu. Kabelnya terputus. Tidak mungkin bisa berfungsi.
Aku tertawa gugup, menutup pintu lemari, lalu kembali ke atas.
Keesokan malamnya, dering itu terdengar lagi. Kali ini, aku memberanikan diri mengangkat gagangnya.
Suara serak dari seberang berkata pelan:
"Jangan naik… dia ada di atas tangga."
Aku langsung memandang ke arah tangga.
Kosong. Tapi tiba-tiba, lampu di tangga padam satu per satu…
Dan di tengah gelap, terdengar suara napas berat… semakin dekat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar